Friday, October 23, 2009


Nama : Apriani Wahyuningsih
Tempat tanggal lahir : Karanganyar, 12 April 1989
Agama : Islam
Alamat : Jl.Mawar II, No.18, PerumnasPalur, Karanganyar
Sekolah : SMA Muhammadiyah 6 Surakarta
Kelas : III IPS I
Anak ke : 6 dari 8 bersaudara
Diagnosa : Cerebral Palsy

Apriani seorang gadis yang berparas cantik cerdas dan ceria. Mungkin itulah kesan pertama yang kami lihat ketika pertama kali melihat dan berbicara dengannya. Namun siapa sangka, gadis manis ini termsauk anak Cerebral Palsy. Ya, Apriani Wahyuningsih memang berbeda dari anak-anak sebayanya. Ia mempunyai kelainan dalam motoriknya/ geraknya yaitu Cerebral Palsy. Celebral Palsy adalah suatu kelainan pada gerak tubuh yang ada hubungannya dengan kerusakan otak yang menetap. Akibatnya otak tidak berkembang. Anda pernah melihat sinetron Buku Harian Nayla?nah dalam sinetron ini Nayla mengidap suatu penyakit yang dinamakan penyakit Ataxia ( biasanya ditandai dengan tidak adanya keseimbangan ketika bergerak). Penyakit ataxia merupakan salah satu jenis dari Cerebral Palsy...


Dalam kehidupan sehari-harinya gadis ini menggunakan kursi roda. Jadi kursi roda sudah dianggap seperti sahabatnya yang selalu menemaninya kemanapun dia pergi.
Apriani mengalami kelumpuhan di kedua kakinya karena kerusakan otak, sehingga system syaraf motorik kakinya terkena. Kakinya melipat pada lututnya dan layuh, yang kadang-kadang juga mengalami spastistik ( kaku). Hal ini mengakibatkan ia tidak mampu berdiri untuk menopang tubuhnya, sehingga ia harus menggunakan kursi roda. Sedangkan kedua tanganya juga terserang, namun tidak seberat pada kedua kakinya, kedua tangannya juga mengalami spastistik. Dengan kondisi tangan seperti itu, ia masih bisa melakukan segala aktivitas kehidupannya secara mandiri, walaupun tidak sesempurna orang normal. Misalnya aktivitas makan, ia mampu melakukannya sendiri, namun sangat lambat, karena tangannya sulit ditekuk sehingga sulit menjangkau mulut, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk makan. Dalam aktivitas mencuci ia juga bisa melakukannya sendiri, namun dalam memeras cucian tidak bisa maksimal seperti yang dilakukan orang normal. Kemampuannya ini terbukti dari sejak kelas 1 SMA, ia tinggal di asrama sekolah dan melakukan aktivitasnya secara mandiri.

Dengan segala kekurangan yang ada dalam fisiknya, Apriani justru dapat menjadi juara kelas di sekolahnya, walaupun dalam kenyataannnya untuk anak yang mengidap Cerebral Palsy otaknyalah yang diserang. Namun tuhan mungkin berkehendak lain. Denagn kondisinya seperti itu Apriani dapat berprestasi di sekolahnya dan selalu menjadi juara kelas. Ia memang mempunyai kemampuan yang lebih unggul dibanding teman-teman normal di kelasnya dalam bidang akademik. Bahkan pernah gadis ini menyabet juara 1 dalam lomba IPA SMA tingkat provinsi.

Apriani sesosok anak yang mampu bergaul dengan baik dan lancar dengan orang di sekitarnya. Ia sangat komunikatif, cerewet, suka bercanda, dan ramah, ia sangat akrab dengan guru-gurunya, ia tidak merasa rendah diri. Apalagi dalam keadaan fisik yang tidak sempuran ia mampu berprestasi, hal inilah yang semakin membuat kepercayaan dirinya tinggi.

Saat kakak melarangku bersekolah
Klik disini

Ketika awal sekolah yaitu sekolah dasar, ia bersekolah di sekolah regular. Tiap pergi dan pulan sekolah, orangtuanya menjemputnya dengan mengendongnya, karena saat itu ia belum mempunyai kursi roda. Hal ini berjalan dari kelas satu sampai kelas tiga SD. Sehingga banyak temannya yang mengejeknya. Pada akhirnya, ia tidak mau melanjutkan sekolahnya kembali, karena malu. Ia berhenti sekolah dan selam itu ia hanya di rumah tanpa melakukan aktivitas yang berarti. Setelah dua tahun berselang ada tetangganya yang menganjurka untuk menyekolahkannya di YPAC. Iapun akhirnya sekolah di YPAC, saat itu seharusnya kelas kelas enam SD, tapi ia dimasukkan ke kelas lima. Dari sinilah ia didiagnosis terkena CP dan ia diberikan kursi roda,klien bersekolah di YPAC hingga tamat SMP, setelah lulus ia melanjutkan di SMU MUH 6 Surakarta. Di sana ia tinggal bersama kelima orang teman sesame ABK. Namun, saat itu kedua kakanya menentangnya, mereka tidak memperbolehkan Apriani melanjutkan sekolahnya. Menurut mereka, tidak ada gunanya bagi Apriani melanjutkan sekolah tinggi-tinggi, karena ia cacat. Namun karena prestasinya yang bagus, dua guru SMAnya mendatangi rumahnya dan membujuk keluargannya agar mengijinkan Apriani melanjutkan sekolahnya. Mulai saat itu, Apriani bertekad untuk kembali ke asrama dan melanjutkan sekolahnya, namun kedua kakkanya tidak mengijinkannya. Apriani tidak mempedulikannya, sehingga dia didiamkan selama berbulan-bulan oleh kakaknya. Namun suatu hari kakaknya membaca Koran dan mengetahui bahwa Apriani menjuarai lomba IPA SMA tingkat provinsi. Hal inilah yang meluluhkan hati kakanya dan mengijinkannya untuk bersekolah kembali. Berbeda dengan kedua kakaknya, kedua orangtuannya sangat mendukungnya. Sebagai bentuk dukungan itu, selain membiayai sekolah anaknya, ia juga membiayai dia untuk les privat, walaupun ekonominya kurang mendukung.

0 komentar:

Categories

Unordered List

Sample Text

Followers

PROFIL

My photo
surakarta, jawa tengah, Indonesia
Just share ya

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget