Thursday, February 26, 2015

mau membuat link atau tautan blog???

mungkin buat pemula info ini sangat penting untuk diketahui..saya juga hanya searching dari blog sebelah..semoga bermanfaat.. cara membuat link/tautan
Asessment adalah langkah yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak. asessment bisa dilakukan dalam berbagai aspek, bisa aspek akademik, fisik motorik, sosial, emosi dan perilaku. 
Kali ini saya akan membahas mengenai asessment akademik. asessment akademik meliputi tiga aspek pokok yaitu asessment membaca, menulis dan berhitung. Kali ini saya akan membahas terlebih dahulu asessment membaca.
Asessment membaca dilakukan untuk mengetahui sejauh mana anak bisa membaca. asessment membaca ini dibagi menjadi dua yaitu asessment membaca lancar dan asessment membaca pemahaman Untuk anak kelas rendah yaitu kelas 1 dan 2 atau anak-anak dengan kemampuan intelektual setara dengan anak kelas 1 dan 2, maka asessment yang dilakukan adalah asessment membaca lancar.

Asessment membaca lancar tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana anak dapat membaca mulai dari pemahaman huruf vokal, pemahaman huruf konsonan, pemahaman membaca suku kata vokal, pemahaman suku kata berakhiran konsonan, pemahaman suku kata berkonsonan rangkap 
contoh asessment membaca lancar 
 Download Button

Saturday, January 23, 2010

ehm, baru akhir-akhir ini aku sibuk mencari produk n tips-tips perawatan wajah.maklim persiapan buat calon suami.hihi


Semua Wanita mendambakan kulit wajah yang bersih dan bebas dari jerawat maupun flek hitam. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkannya adalah dengan melakukan facial. Mungkin sebagian besar Wanita rutin melakukan perawatan dengan facial disalon. Tapi sudahkah Anda mencoba melakukan facial sendiri di rumah? Selain murah, persiapannya juga tidak sulit, cocok untuk jenis kulit berminyak, kering dan kombinasi. Cukup luangkan waktu Anda sekitar 25-30 menit.

Pertama-tama Anda perlu mempersiapkan :

- Pembersih Wajah
- Krim untuk pengelupasan (scrub)
- Air hangat dan waslap khusus wajah
- Masker
- Pelembab

Setelah itu Anda dapat mulai melakukan perawatan facial. Berikut caranya :

1. Bersihkan Wajah
Bertujuan mengangkat semua kotoran sebagai langkah awal. Untuk kulit berminyak dan kombinasi, bersihkan dengan foaming cleanser/busa pembersih (soap-free). Untuk kulit kering, pakailah cream cleanser/susu pembersih.

2. Pengelupasan
Dengan menggunakan jari-jari tangan Anda, usapkan krim scrub membentuk gerakan sirkular pada wajah Anda. Konsentrasikan area sekitar hidung dan dahi jika kulit Anda termasuk jenis kombinasi. Basuh wajah sampai bersih mengingat butiran krim scrub cenderung mengeringkan kulit.

3. Penguapan
Isi baskom berukuran sedang dengan air hangat, celupkan waslap khusus untuk wajah, peras lembut lalu tekan-tekan wajah Anda sebanyak 2-3 kali.

4. Gunakan Masker
Jika wajah Anda berminyak, gunakan masker berbahan dasar tanah liat. Kulit kering disarankan untuk menggunakan masker berbentuk hydrating gel atau krim. Kenakan masker selama 10-20 menit (atau sesuai instruksi pada kemasan) dengan menghindari area sekitar mata. Bersihkan dengan air.


Selain menggunakan bahan-bahan masker yang dijual, Anda pun bisa melakukan facial dengan menggunakan masker buah-buahan atau bahan alami.

- Masker Bengkuang Atau Mentimun

Bengkuang sejak dulu dikenal mampu mengatasi flek hitam di wajah. Begitupun dengan mentimun. Anda tinggal memblendernya, lalu lumurkan di wajah agar flek hitam memudar.

Tapi gunakanlah buah-buahan yang masih segar dan kondisinya baik. Sebab bila tak hati-hati,alih-alih menyembuhkan, kulit wajah Anda malah akan gatal-gatal. Jika wajah terlanjur perih dan gatal-gatal, maka yang harus Anda lakukan adalah oleskan tipis-tipis madu asli di wajah selama 15 menit, kemudian bersihkan dengan air hangat. Lalu basuh wajah dengan air es, tepuk-tepuk perlahan dan merata sampai terasa segar.

Perawatan dengan bengkoang atau mentimun yang diblender, baik bagi Anda yang aktif bekerja di luar ruangan. Efek sari bengkuang atau mentimun yang dingin, akan terasa sejuk di wajah sesaat setelah Anda memakainya.

- Irisan Jeruk Nipis

Bagi Anda yang berusia di atas 40 tahun, irisan jeruk nipis yang merata di kulit wajah & seluruh tubuh mampu mengangkat sel-sel kulit mati. Diamkan hingga kering, lalu bilaslah dengan air hangat-hangat kuku agar pori-pori terbuka. Setelah itu, bilas kembali dengan air dingin agar pori-pori merapat.

- Teh

Selain jeruk nipis, kandungan antioksidan yang terdapat didalam teh juga baik untuk mencegah penuaan dini. Teh mengandung tanin yang sangat baik untuk mengatasi kulit yang terbakar matahari, mengencangkan bibir, merawat kulit wajah, dan menghitamkan rambut.
Caranya ;
~ Inapkan secangkir teh kental (tawar) semalam.
~ Oleskan air teh keseluruh kulit wajah & tubuh.
~ Biarkan kering dengan sendirinya.
~ Bilas dengan air hangat untuk membuka pori kulit, lalu bilas dengan air biasa.

Teh juga bermanfaat untuk menyegarkan mata lelah. Anda tinggal meletakkan sekantong teh celup yang sudah dingin langsung pada kelopak mata. Sambil berbaring, Anda dapat sekaligus melakukan perawatan kulit wajah & mata.

Hindari Toner Wajah

Saat membersihkan wajah dengan menggunakan susu pembersih di malam hari atau pagi hari, cukup bilas wajah dengan air bersih biasa. Anda tak memerlukan toner, astringent atau face tonic, karena pemakaiannya justru dapat mengakibatkan kulit wajah bertambah kering. Kecuali jika kulit wajah Anda berminyak.

Jika Anda rajin melakukan facial sendiri di rumah, pastikan selalu kulit wajah Anda sudah lebih dulu dibersihkan. Perlu diingat, penggunaan bahan alami memang hasilnya tak bisa instan seperti yang dilakukan dengan laser atau lainnya di salon. Tapi bila dilakukan secara rutin dan benar, hasilnya tak kalah bersihnya.

5. Berikan Pelembab

Langkah selanjutnya setelah wajah Anda dibersihkan dari masker,bubuhkan pelembap, namun hindari pelembap yang mengandung retinol atau asam, karena dapat mengeksfoliasi kulit secara berlebihan (over-exfoliate).

Selesai sudah facial Anda! Praktis dan murah kan?


Namun sebelum melakukan perawatan wajah, ada baiknya Anda kenali dulu jenis kulit Anda. Pada dasarnya kulit wajah terbagi dalam tiga jenis, yaitu:

Kulit Normal

- Biasanya di daerah T (seperti dahi, hidung dan dagu) memproduksi minyak berlebihan, pori-pori pun lebih besar dari pada bagian wajah lainnya.
- Setelah wajah dibersihkan, kulit pipi akan terasa kencang.
- Kerutan seiring bertambahnya usia akan ada di sekitar mata, dahi, dan bagian atas bibir.
- Kulit mudah terbakar sengatan matahari, sehingga terlihat kemerahan atau kecokelatan.

Kulit Berminyak

- Umumnya memiliki pori-pori besar dan berkomedo.
- Kulit wajah tampak mengkilap serta riasan mudah luntur.
- Kerutan di wajah lebih lambat ketimbang jenis kulit lainnya.

Kulit Kering

- Mudah terkelupas dan terbakar jika terkena sengatan matahari. Di udara dingin mudah teriritasi atau gatal-gatal.
- Daerah T kadang seperti bersisik dan kulit wajah terasa kencang sesaat setelah dibersihkan.
- Kerutan lebih cepat muncul, bukan hanya pada wajah, tapi juga pada kulit tubuh lainnya.

Kulit Sensitif

- Mudah teriritasi jika kena kosmetik tertentu atau terkena paparan sinar matahari.
- Kulit umumnya kering dan terkesan "tipis" sekali.
- Kulit akan terasa kencang sesaat setelah dibersihkan.

Sumber : Conectique.com & azk4.com
BAB I PENDAHULUAN

Dalam tubuh manusia ada susunan tulang yang memanjang dari leher sampai ke selangkangan. Susunan tulang tersebut dinamakan Tulang Belakang. Tulang belakang terdiri dari susunan 33 ruas tulang yang masing-masing memiliki nama sendiri. Namun ke 33 ruas tulang tersebut dapat dibagi menjadi 5 bagian.Di dalam susunan tulang tersebut terangkai pula rangkaian syaraf-syaraf, yang bila terjadi cedera di tulang belakang maka akan mempengaruhi syaraf-syaraf tersebut.
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat mengganggu proses gerakan yang normal. Kelainan dan gangguan pada tulang dapat terjadi karena:

A. Kekurangan vitamin D
Vitamin D atau kalsiferol adalah vitamin yang diperlukan untuk kalsifikasi (penulangan) pada tulang. Pada mamalia, vitamin D dapat disintesis oleh tubuh dari provitamin D dengan bantuan ultraviolet. Kekurangan vitamin D pada anak-anak dapat menyebabkan rakhitis, biasanya dapat terlihat pada pertumbuhannya yang terganggu dari kaki berbentuk O atau X. sedangkan pada orang dewasa, kekurangan kapur akan menyebabkan penyakit osteomalasia.

B.Penyakit
Penyakit pada tulang manusia sangat beragam salah satu diantaranya adalah:

1. Rheumatik
Rheumatik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan rasa sakit dari alat gerak salah satunya adalah tulang. Dan arthritis merupakan salah satu jenis dari rheumatik yang berkenaan dengan sendi.

2. Osteoporosis
Osteopororsis adalah suatu penyakit dimana terjadi penurunan massa tulang (pengurangan jaringan tulang) terutama terjadi pada tulang spongiosa. Pada penyakit ini proses penghancuran tulang melebihi proses pembentukan tulang. Penyakit ini terjadi terutama pada wanita kulit putih usia lanjut setelah menopause.
Berikut ini adalah gambar struktur tulang yang normal dan yang terkena osteoporosis.

3. Osteomyelitis
Osteomyelitis merupakan penyakit infeksi yang menyerang jaringan tulang (termasuk periosteum, sumsum tulang belakang dan tulang rawan). Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme (terutama Staphylococcus) yang mencapai tulang melalui patah tulang terbuka, melalui darah atau melalui gigi caries ke dalam sinus. Bakteri dan jamur juga sering menimbulkan osteomyelitis. Jadi, jika anda terluka segeralah tutup luka tersebut dengan penutup luka yang steril dan segera obati ke dokter.

C.Kecelakaan
Kecelakaan yang dapat menyebabkan gangguan pada tulang dapat berupa:

1. Memar
Gangguan ini hanya berupa sobeknya selaput sendi (ligamen). Namun bila sobeknya selaput sendi diikuti oleh lepasnya ujung tulang dari sendi disebut dislokasi (lepas sendi).

2. Fraktura
Fraktura atau patah tulang dibedakan menjadi patah tulang tertutup, patah tulang terbuka dan fisura.
a. Patah tulang tertutup, bila tulang yang patah tidak merobek kulit.
b. Patah tulang terbuka, bila tulang yang patah merobek kulit
c. Fisura, bila tulang hanya retak.Salah satu bentuk fraktura pada tulang lengan
d.Kebiasaan sikap tubuh yang salah
Kebiasaan posisi tubuh yang salah yang dilakukan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kelainan tulang, yaitu:
1. Lordosis
Kelainan pada tulang leher dan panggul terlalu membengkok ke depan sehingga lengkung lumbar pada tulang belakang (vertebrae) melekuk ke dalam.
2. Kifosis
Kelainan pada tulang punggung yang terlalu membengkok ke dalam. Bisa disebabkan karena proses penuaan, infeksi TBC tulang belakang (vertebrae) ataupun posisi duduk yang salah yang dilakukan selama bertahun-tahun.
3. Skoliosis
Kelainan pada tulang, jika ruas-ruas tulang belakang membengkok kearah samping membentuk huruf S.

BAB II PENYAKIT TULANG AKIBAT INFEKSI

A. Penyakit tulang akibat infeksi

1. Mekanisme Klinis infeksi tulang belakang
Ada banyak kelainan tulang belakang selain Scoliosis, diantaranya dapat berupa infeksi tulang belakang (spondylitis). Jika tulang terinfeksi, bagian dalam tulang yang lunak (sumsum tulang) sering membengkak. Karena pembengkakan jaringan ini menekan dinding sebelah luar tulang yang kaku, maka pembuluh darah di dalam sumsum bisa tertekan, menyebabkan berkurangnya aliran darah ke tulang. Tanpa pasokan darah yang memadai, bagian dari tulang bisa mati. Tulang, yang biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa mengalami infeksi melalui 3 cara:
1. Aliran darah
2. Penyebaran langsung
3. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya. Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang.
2. Gejala
Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada anak-anak) dan di tulang belakang (pada dewasa). Infeksi tulang belakang biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan nyeri punggung dan nyeri tumpul jika disentuh. Nyeri akan memburuk bila penderita bergerak dan tidak berkurang dengan istirahat, pemanasan atau minum obat pereda nyeri. Demam, yang merupakan tanda suatu infeksi, sering tidak terjadi. Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau yang berasal dari penyebaran langsung, menyebabkan nyeri dan pembengkakan di daerah diatas tulang, dan abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya. Infeksi ini tidak menyebabkan demam, dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil yang normal. Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota gerak, biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut. CT scan dan MRI bisa menunjukkan daerah yang terinfeksi.

Tetapi pemeriksaan ini tidak selalu dapat membedakan infeksi dari kelainan tulang lainnya. Biasanya untuk infeksi tulang belakang, diambil contoh jaringan tulang melalui sebuah jarum atau melalui pembedahan. Orang dewasa yang mengalami infeksi tulang belakang, biasanya akan mendapatkan antibiotik selama 6-8 minggu, kadang-kadang disertai dengan istirahat total. Mungkin diperlukan pembedahan untuk menstabilkan tulang belakang yang terkena.

3. Penanganan
Jika infeksi tulang berasal dari jaringan lunak di dekatnya, pengobatannya lebih kompleks. Biasanya semua jaringan dan tulang yang mati diangkat melalui pembedahan, dan ruang kosong yang ditinggalkannya, diisi dengan tulang, otot atau kulit yang sehat. Selanjutnya infeksi diobati dengan antibiotik. Biasanya, suatu sendi buatan yang terinfeksi diangkat dan diganti. Antibiotik diberikan beberapa minggu sebelum pembedahan, sehingga sendi buatan yang terinfeksi tersebut bisa diangkat dan digantikan oleh sendi buatan yang baru. Kadang pengobatan bisa gagal dan infeksinya berlanjut, sehingga diperlukan pembedahan untuk menggabungkan sendi atau mengamputasi anggota gerak yang terkena.
B. Pott Disease
1. Definisi
Pott Disease atau Spinal Tuberculosis merupakan Infeksi granulomatosa yang bersifat berkembang pelan (slow-growing) yang muncul dari infeksi vertebra pada tubuh yang menyerbu/menyebar ke ruang epidural. Tempat infeksi yang paling umum adalah di thoracolumbar spine.
2. Mekanisme Klinis
a. Slow-growing granulomatous infection yang muncul dari vertebral body infection (paling sering di thoracolumbar) yang menyerbu/menyebar ke epidural space.
b. Dibedakan dari kanker metastatik vertebra dengan keterlibatan vertebral bodies yang berdekatan dengan collapse (mengempis) dan kyphosis (membungkuk).
a. Terkadang terdapat pengapuran (calcification) paraspinal granulomata.

3. Gejala Pott Disease
a. Nyeri punggung (back pain)
b. Demam
c. Rasa tak enak badan yang umum (generalized malaise) Ketiga item di atas berkembang lebih dari seminggu hingga berbulan-bulan, yang pada akhirnya disertai defisit neurologis.
d. Lesi thoracic menyebabkan paraparesis dengan hiperreflexia di kaki, hilangnya sensoris di bawah lesi, tanda Babinski bilateral, dan simtom urinary.
e. Secara menyeluruh, irreversible paraplegia dengan fungsi tulang belakang posterior yang terpisah (spared posterior column function) dihasilkan dari infark (kematian jaringan/nekrosis) di daerah (territory) arteri spinal anterior.
f. Laboratorium
a. Analisis cerebrospinal fluid (CSF) menunjukkan kadar/konsentrasi protein yang meningkat dan adanya limfosit yang disertai dengan variable degrees of hypoglycorrhachia.b. Biopsy material mengandung debris granulomatosa dan organisme yang dapat dilihat dengan pewarnaan Ziehl-Nielsen (acid-fast stain).
4. Diagnosis Banding
a. Tumor metastatik
b. Bacterial and parasitic spinal cord infection (infeksi tulang belakang karena bakteri dan parasit)
5. Penatalaksanaan
a. Terapi antitubercular (anti TBC).
b. Kortikosteroid juga bermanfaat.
c. Jika diperlukan stabilisasi, pembedahan dengan installation of Harrington rods atau pedicle screws dapat diupayakan.
d. Debridement terkadang diperlukan, bahkan pada pasien dengan tulang belakang yang stabil (stable spine) sekalipun.



B III PENYAKIT TULANG BELAKANG TRAUMATIK


A. Definisi
Tulang Belakang (vertebrae) adalah tulang yang memanjang dari leher sampai ke selangkangan. Tulang vertebrae terdri dari 33 tulang: 7 buah tulang servikal, 12 buah tulang torakal, 5 buah tulang lumbal, 5 buah tulang sacral. Diskus intervertebrale merupakan penghubung antara dua korpus vertebrae. Sistem otot ligamentum membentuk jajaran barisan (aligment) tulang belakang dan memungkinkan mobilitas vertebrae. Di dalam susunan tulang tersebut terangkai pula rangkaian syaraf-syaraf, yang bila terjadi cedera di tulang belakang maka akan mempengaruhi syaraf-syaraf tersebut (Mansjoer, Arif, et al. 2000). Cidera tulang belakang adalah cidera mengenai cervicalis, vertebralis dan lumbalis akibat trauma ; jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga dsb yang dapat menyebabkan fraktur atau pergeseran satu atau lebih tulang vertebra sehingga mengakibatkan defisit neurologi ( Sjamsuhidayat, 1997).

B. Etiologi
1. Kecelakaan lalu lintas
2. Kompresi atau tekanan pada tulang belakang akibat jatuh dari ketinggia
3. Kecelakaan sebab olah raga (penunggang kuda, pemain sepak bola, penyelam, dll)
4. Luka jejas, tajam, tembak pada daerah vertebra
5. Gangguan spinal bawaan atau cacat sejak kecil atau kondisi patologis yang menimbulkan penyakit tulang atau melemahnya tulang. (Harsono, 2000).

C. Patofisiologi
Tulang belakang yang mengalami gangguan trauma (kecelakaan mobil, jatuh dari ketinggian, cedera olahraga, dll) atau penyakit (Transverse Myelitis, Polio, Spina Bifida, Friedreich dari ataxia, dll) dapat menyebabkan kerusakan pada medulla spinalis, tetapi lesi traumatic pada medulla spinalis tidak selalu terjadi karena fraktur dan dislokasi. Efek trauma yang tidak langsung bersangkutan tetapi dapat menimbulkan lesi pada medulla spinalis disebut “whiplash”/trauma indirek. Whiplash adalah gerakan dorsapleksi dan anterofleksi berlebihan dari tulang belakang secara cepat dan mendadak. Trauma whiplash terjadi pada tulang belakang bagian servikalis bawah maupun torakalis bawah misal; pada waktu duduk dikendaraan yang sedang berjalan cepat kemudian berhenti secara mendadak, atau pada waktu terjun dari jarak tinggi, menyelam yang dapat mengakibatkan paraplegia. Trauma tidak langsung dari tulang belakang berupa hiperekstensi, hiperfleksi, tekanan vertical (terutama pada T.12sampai L.2), rotasi.
Kerusakan yang dialami medulla spinalis dapat bersifat sementara atau menetap.akibat trauma terhadap tulang belakang, medula spinalis dapat tidak berfungsi untuk sementara (komosio medulla spinalis), tetapi dapat sembuh kembali dalam beberapa hari.

D. Gejala
Gejala yang ditimbulkan adalah berupa oedema, perdarahan peri vaskuler dan infark disekitar pembuluh darah. Pada kerusakan medulla spinalis yang menetap, secara makroskopis kelainannya dapat terlihat dan terjadi lesi, contusio, laserasio dan pembengkakan daerah tertentu di medulla spinalis. Laserasi medulla spinalis merupakan lesi berat akibat trauma tulang belakang secara langsung karena tertutup atau peluru yang dapat mematahkan /menggeserkan ruas tulang belakang (fraktur dan dislokasi).lesi transversa medulla spinalis tergantung pada segmen yang terkena (segmen transversa, hemitransversa, kuadran transversa).hematomielia adalah perdarahan dlam medulla spinalis yang berbentuk lonjong dan bertempat disubstansia grisea.trauma ini bersifat “whiplash “ yaitu jatuh dari jarak tinggi dengan sifat badan berdiri, jatuh terduduk, terdampar eksplosi atau fraktur dislokasio.kompresi medulla spinalis terjadi karena dislokasi, medulla spinalis dapat terjepit oleh penyempitan kanalis vertebralis.Suatu segmen medulla spinalis dapat tertekan oleh hematoma ekstra meduler traumatic dan dapat juga tertekan oleh kepingan tulang yang patah yang terselip diantara duramater dan kolumna vertebralis.gejala yang didapat sama dengan sindroma kompresi medulla spinalis akibat tumor, kista dan abses didalam kanalis vertebralis.Akibat hiperekstensi dislokasio, fraktur dan whislap radiks saraf spinalis dapat tertarik dan mengalami jejas/reksis.pada trauma whislap, radiks colmna 5-7 dapat mengalami hal demikian, dan gejala yang terjadi adalah nyeri radikuler spontan yang bersifat hiperpatia, gambaran tersbut disebut hematorasis atau neuralgia radikularis traumatik yang reversible.jika radiks terputus akibat trauma tulang belakang, maka gejala defisit sensorik dan motorik yang terlihat adalah radikuler dengan terputusnya arteri radikuler terutama radiks T.8 atau T.9 yang akan menimbulkan defisit sensorik motorik pada dermatoma dan miotoma yang bersangkutan dan sindroma sistema aaanastomosis anterial anterior spinal.

E. Manifestasi Klinis
Gambaran klinik tergantung pada lokasi dan besarnya kerusakan yang terjadi.kerusakan meningitis;lintang memberikan gambaran berupa hilangnya fungsi motorik maupun sensorik kaudal dari tempat kerusakan disertai shock spinal.shock spinal terjadi pada kerusakan mendadak sumsum tulang belakang karena hilangnya rangsang yang berasal dari pusat .peristiwa ini umumnya berlangsung selama 1-6 minggu, kadang lebih lama.tandanya adalah kelumpuhan flasid, anastesia, refleksi, hilangnya fersfirasi, gangguan fungsi rectum dan kandung kemih, triafismus, bradikardia dan hipotensi.setelah shock spinal pulih kembali, akan terdapat hiperrefleksi terlihat pula pada tanda gangguan fungsi otonom, berupa kulit kering karena tidak berkeringat dan hipotensi ortostatik serta gangguan fungsi kandung kemih dan gangguan defekasi (Price &Wilson (1995). Sindrom sumsum belakang bagian depan menunjukkan kelumpuhan otot lurik dibawah tempat kerusakan disertai hilangnya rasa nyeri dan suhu pada kedua sisinya, sedangkan rasa raba dan posisi tidak terganggu (Price &Wilson (1995). Cedera sumsum belakang sentral jarang ditemukan.keadaan ini pada umumnnya terjadi akibat cedera didaerah servikal dan disebabkan oleh hiperekstensi mendadak sehinnga sumsum belakang terdesak dari dorsal oleh ligamentum flavum yang terlipat.cedera tersebut dapat terjadi pada orang yang memikul barang berat diatas kepala, kemudian terjadi gangguan keseimbangan yang mendadak sehingga beban jatuh dsan tulang belakang sekonyong-konyong dihiper ekstensi.gambaran klinik berupa tetraparese parsial.gangguan pada ekstremitas atas lebih ringan daripada ekstremitas atas sedangkan daerah perianal tidak terganggu (Aston. J.N, 1998). Kerusaka tulang belakang setinggi vertebra lumbal 1&2 mengakibatkan anaestesia perianal, gangguan fungsi defekasi, miksi, impotensi serta hilangnya refleks anal dan refleks bulbokafernosa (Aston. J.N, 1998).

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar x spinal : menentukan lokasi dan jenis cedera tulang (fraktur atau dislok)
2. CT scan : untuk menentukan tempat luka/jejas
3. MRI : untuk mengidentifikasi kerusakan syaraf spinal
4. Foto rongent thorak : mengetahui keadaan paru
5. AGD : menunjukkan keefektifan pertukaran gas dan upaya ventilasi(Tucker,Susan Martin . 1998)

G. Penanganan
Perhatian utama pada penderita cedera tulang belakang ditujukan pada usaha mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah atau cedera sekunder. Untuk maksud tersebut dilakukan imobilisasi di tempat kejadian dengan memanfaatkan alas yang keras.Pengangkutan penderita tidak dibenarkan tanpa menggunakan tandu atau srana apapun yang beralas keras. Hal ini dilakukan pada semua penderita yang patut dicurigai berdasarkan jenis kecelakaan, penderita yang merasa nyeri di daerah tulang belakang, lebih-lebih bila terdapat kelemahan pada ekstremitas yang disertai mati rasa. Selalu harus diperhatikan jalan nafas dan sirkulasi.

Bila dicurigai cedera di daerah servikal harus diusahakan agar kepala tidak menunduk dan tetap di tengah dengan menggunakanbantal kecil atau gulungan kain untuk menyangga leher pad saat pengangkutan.Setelah semua langkah tersebut diatas dipenuhi, barulah dilakukan pemeriksaan fisik dan neurologik yang lebih cermat. Pemeriksaan penunjang seperti radiologik dapat dilakukan.Pada umumnya terjadi paralysis usus selama dua sampai enam hari akibat henmatom retroperitoneal sehingg memerlukan pemasangan pipa lambung.Pemasangan kateter tetap pada fase awal bertujuan mencegah terjadinya pengembangan kandung kemih yang berlebihan, yang lumpuh akibat syok spinal. Pemasanga kateter juga berguna untuk memantau produksi urin, serta mencegah terjadinya dekubitus karena menjamin kulit tetap kering.Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya pneumoni dan memberikan nutrisi yang optimal
X-ray sederhana tulang belakang mungkin tidak cukup untuk mereka yang dicurigai menderita kompresi tulang belakang. X-ray sejenis ini tidak mengindikasikan ketidaknormalan dan pemeriksaan radiology yang lebih lanjut perlu dilakukan, seperti Scan Computerised Tomography (CT Scan), atau Scan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Tujuan dari perawatan adalah hilangnya rasa sakit, perbaikan dari kerusakan saraf, stabilisasi tulang belakang, dan di beberapa kasus, pengendalian tumor. Pilihan perawatan tergantung dari area, kecepatan serangan, tingkat dan beratnya kompresi dan tingkat fungsi pasien sebelum gejala serangan. Penanganan di stadium awal SCC biasanya efektif dan meliputi operasi. Di kasus Pak Ho, operasi di area T8 dan T9 dilakukan pada akhir Desember tahun lalu (2007). Pak Ho dirawat di rumah sakit hampir satu minggu, dan dapat bangun dan berjalan dua hari setelah operasi.

BAB IV PENYAKIT TULANG BELAKANG BAWAAN

A. Scoliosis
1. Definisi
Skoliosis merupakan kurva abnormal dari tulang belakang. Normalnya, bila dilihat dari bidang tampak depan/koronal, kurva tulang belakang lurus satu garis dari leher sampai sacrococcygeus (tulang ekor). Bila dilihat dari sisi samping/lateral view terdapat kurva ke depan terus ke belakang. "Gunanya menjaga supaya tulang belakangnya stabil. Tulang leher melengkung ke depan (lordosis), tulang punggung melengkung ke belakang (kifosis), tulang lumbal (pinggang) akan ke depan lagi, kemudian pada tulang sakrum (tulang duduk) akan ke belakang atau kifosis, sampai ke tulang ekor. Skoliosis terjadi bila ada suatu penyimpangan atau deviasi ke arah lateral (kiri atau kanan) sehingga bengkok dan tak lurus. Berat ringannya skoliosis tergantung dari besar kecil derajat lengkungnya. Disebut ringan bila derajatnya di bawah 20 derajat. Disebut sedang, bila lengkungnya antara 20-40 derajat. Kondisi berat terjadi bila lengkungnya di atas 40 derajat dan sangat berat sekitar ratusan derajat. Penyebab skoliosis bermacam-macam. Bila derajat lengkungnya melebihi 40 derajat, maka penderita skoliosis dianjurkan operasi.
2. Penyebab
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis: Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut:
a. Cerebral palsy
b. Distrofi otot
c. Polio
d. Osteoporosis juvenil.

3. Gejala
Gejalanya berupa:
a. tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
b. bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
c. nyeri punggung
d. kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
e. skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60?) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
f. Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.

4. Diagnosa
Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi. Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: Rontgen tulang belakang Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang belakang)
MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen).
5. Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan serta stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20?, biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan. Pada anak-anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30?, karena itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk membantu memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang. Brace dari Milwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti. Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskuler. Jika kelengkungan mencapai 40? atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan.

Pada pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. Tulang dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 20 tahun). Sesudah dilakukan pembedahan mungkin perlu dipasang brace untuk menstabilkan tulang belakang. Kadang diberikan perangsangan elektrospinal, dimana otot tulang belakang dirangsang dengan arus listrik rendah untuk meluruskan tulang belakang.
6. Prognosis
Prognosis tergantung kepada penyebab, lokasi dan beratnya kelengkungan.
Semakin besar kelengkungan skoliosis, semakin tinggi resiko terjadinya progresivitas sesudah masa pertumbuhan anak berlalu. Skoliosis ringan yang hanya diatasi dengan brace memiliki prognosis yang bik dan cenderung tidak menimbulkan masalah jangka panjang selain kemungkinan timbulnya sakit punggung pada saat usia penderita semakin bertambah. Penderita skoliosis idiopatik yang menjalani pembedahan juga memiliki prognosis yang baik dan bisa hidup secara aktif dan sehat. Penderita skoliosis neuromuskuler selalu memiliki penyakit lainnya yang serius (misalnya cerebral palsy atau distrofi otot). Karena itu tujuan dari pembedahan biasanya adalah memungkinkan anak bisa duduk tegak pada kursi roda. Bayi yang menderita skoliosis kongenital memiliki sejumlah kelainan bentuk yang mendasarinya, sehingga penanganannyapun tidak mudah dan perlu dilakukan beberapa kali pembedahan.

B. SPINA BIFIDA
1. Definisi
Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh.
2. Penyebab
Resiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan kekurangan asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan. Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau di bagian bawahnya. Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir. Kelainan bawaan lainnya yang juga ditemukan pada penderita spina bifida:
1. Hidrosefalus
2. Siringomielia
3. Dislokasi pinggul.

3. Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala; sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar saraf yang terkena. Terdapat beberapa jenis spina bifida:
a. Spina bifida okulta : merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol.
b. Meningokel : meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
c. Mielokel : jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit diatasnya tampak kasar dan merah.
Gejalanya berupa:
a. penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir
b. jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya
c. kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki
d. penurunan sensasi
e. inkontinensia uri (beser) maupun inkontinensia tinja
f. korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis).
Gejala pada spina bifida okulta:
a. seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang)
b. lekukan pada daerah sakrum.

4. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada trimester pertama, wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang disebut triple screen. Tes ini merupakan tes penyaringan untuk spina bifida, sindroma Down dan kelainan bawaan lainnya. 85% wanita yang mengandung bayi dengan spina bifida, akan memiliki kadar serum alfa fetoprotein yang tinggi. Tes ini memiliki angka positif palsu yang tinggi, karena itu jika hasilnya positif, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis. Dilakukan USG yang biasanya dapat menemukan adanya spina bifida. Kadang dilakukan amniosentesis (analisa cairan ketuban). Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan berikut:
a. Rontgen tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan.
b. USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya kelainan pda korda spinalis maupun vertebra
c. CT scan atau MRI tulang belakang kadang dilakukan untuk menentukan lokasi dan luasnya kelainan.
5. Pengobatan
Tujuan dari pengobatan awal adalah:
a. mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifida
b. meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi)
c. membantu keluarga dalam menghadapi kelainan ini.
Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih serta kelainan bentuk fisik yang sering menyertai spina bifida. Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat fungsi otot. Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya, diberikan antibiotik. Untuk membantu memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan penekanan lembut diatas kandung kemih. Pada kasus yang berat kadang harus dilakukan pemasangan kateter. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa membantu memperbaiki fungsi saluran pencernaan. Untuk mengatasi gejala muskuloskeletal (otot dan kerangka tubuh) perlu campur tangan dari ortopedi (bedah tulang) maupun terapi fisik. Kelainan saraf lainnya diobati sesuai dengan jenis dan luasnya gangguan fungsi yang terjadi.Kadang pembedahan shunting untuk memperbaiki hidrosefalus akan menyebabkan berkurangnya mielomeningokel secara spontan
6. Pencegahan
Resiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat.
Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini. Kepada wanita yang berencana untuk hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.
C. SPRENGEL DEFORMITY
Sprengel Deformity adalah kelainan bawaan yang terjadi pada tulang punggung atau tulang belikat(Scapula). Tulang belikat letaknya lebih tinggi dibandingkan tulang lain di sekitarnya. Punggung yang letaknya meninggi ini menyebabkan tulang belakang dan leher merapat, sehingga mempengaruhi gerakan lengan tangan pada bagian yang mengalami kelainan tersebut. Hingga saat ini, penyebab kelainan ini masih belum diketahui.
D. TORTICOLLIS
Kelainan ini terjadi akibat adanya tarikan otot pada tulang tengkuk, sehingga menyebabkan adanya distorsi pada leher. Kondisi ini menyebabkan leher akan tertarik pada satu sisi dimana tarikan otot terjadi. Ini membuat wajah terlihat miring ke satu sisi. Penyebabnya bisa karena bawaan, keadaan histeris atau adanya tekanan pada susunan syaraf tertentu. Torticollis juga dikenal dengan nama Wryneck.

BAB V TREMOR

A. Definisi
Tremor adalah suatu gerakan gemetar yang berirama dan tidak terkendali, yang terjadi karena otot berkontraksi dan berelaksasi secara berulang-ulang. Tremor merupakan kontraksi otot yang tidak terkontrol atau tidak disengaja, yang diwujudkan dalam bentuk gerakan bolak-balik berulang-ulang. Apakah itu terjadi pada kepala, lengan, pinggang, bagian wajah, pita suara, atau bagian tubuh lain. Tapi paling sering tremor terjadi pada tangan.
B. Mekanisme Klinis
Setiap orang mengalami tremor pada tingkatan tertentu, yang disebut tremor fisiologis, meskipun kadang sangat ringan sehingga tidak dihiraukan. Tremor terjadi akibat adanya gangguan pada saraf pusat di bagian tepi. Jadi bukan karena adanya kelainan pada fungsi otak, melainkan gangguan pada proses transfer saraf dari tulang belakang yang berurusan dengan organ tubuh yang mengalami tremor. Pada orang yang normal, tutur Racmhat, pesan sensoris dari organ tubuh tertentu disampaikan dulu ke saraf pusat. Setelah diolah, baru kemudian pesan itu disampaikan kembali ke organ tersebut dalam bentuk aktivitas motoris (gerakan). “Tapi pada orang yang mengalami tremor, sebelum sampai ke saraf pusat, pesan sensoris itu di-by pass oleh radiks, dan langsung diwujudkan dalam bentuk gerakan.”
C. Penyebab
Setiap orang mengalami tremor pada tingkatan tertentu, yang disebut tremor fisiologis, meskipun kadang sangat ringan sehingga tidak dihiraukan. Tremor terjadi karena adanya gangguan pada persarafan yang menuju ke otot yang terkena. Menurut Rachmat, selain karena keturunan, ada hal-hal lain yang bisa menyebabkan tremor. Pertama, karena refleks, Ini bisa terjadi pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. Kedua tremor yang disebut picks, yang terjadi karena kebiasaan. Ini ditunjukkan oleh anak atau orang dewasa sebagai reaksi atas keadaan emosional yang ia alami. Tremor ini bisa terjadi di bagian tertentu wajah, seperti alis, hidung, sudut mata, dsb. Karena tremor ini timbul akibat kebiasaan si penderita, tremor ini sulit sekali dihilangkan. Ketiga tremor akibat suatu penyakit. Orang yang mengalami gangguan kelenjar tiroid, misalnya hipertirodisme, akan sering mengalami tremor. “Tremor ini bisa hilang jika penyakit yang menjadi penyebabnya ditangani lebih dulu,” papar dokter yang juga berpraktek di RS Internasional Bintaro ini. Untungnya, jarang sekali anak yang terkena, karena gangguan tiroid ini biasanya baru muncul pada orang dewasa.
D. Macam-macam Tremor
Tremor dikelompokkan berdasarkan kecepatan dan irama gerakannya, dimana dan seberapa sering terjadi serta beratnya:
1. Tremor aksi, terjadi ketika otot dalam keadaan aktif.
2. Tremor istirahat, terjadi ketika otot sedang beristirahat. Meskipun penderita sedang beristirahat total, lengan atau tungkainya bisa terus gemetaran. Tremor ini bisa merupakan pertanda dari penyakit Parkinson.
3. Tremor yang disengaja, terjadi jika seseorang membuat gerakan yang disengaja.
Tremor ini bisa terjadi pada seseorang yang memiliki kelainan pada serebelum (otak kecil) atau penghubungnya. Yang sering menyebabkan terjadinya tremor ini adalah sklerosis multipel. Tremor yang disengaja juga bisa terjadi pada penyakit neurologis lainnya, stroke atau alkoholik menahun. Tremor yang disengaja lebih lambat daripada tremor esensial serta menyebabkan gerakan yang lebih luas dan serabutan.
4. Tremor esensial merupakan tremor yang biasanya mulai timbul pada masa dewasa, yang secara perlahan menjadi semakin nyata dan tidak memiliki penyebab yang pasti.
Tremor esensial biasanya bersifat ringan dan tidak menunjukkan adanya penyakit yang serius, tetapi bisa mengganggu, yaitu mempengaruhi tulisan tangan, menyebabkan kesulitan dalam menggunakan perkakas dan mempermalukan penderitanya. Keadaan ini bisa diperberat oleh stres emosional, kecemasan, kelelahan, kafein atau obat perangsang yang diresepkan oleh dokter. Obat-obatan (terutama untuk asma dan emfisema) juga bisa memperburuk tremor esensial.
5. Tremor senilis adalah tremor esensial yang timbul pada usia lanjut.
6. Tremor familial merupakan tremor esensial yang terjadi di dalam satu keluarga.
E. Gejala
1. Tremor bisa timbul sekali-sekali, untuk sementara waktu atau hilang timbul; dengan kecepatan sekitar 6-10 tremor/detik.
2. Tremor bisa terjadi pada otot kepala, tangan, lengan, kelopak mata dan otot lainnya; tetapi jarang mengenai bagian bawah tubuh.
3. Tremor bisa terjadi pada salah satu maupun kedua sisi tubuh.
4. Suara bisa terdengar bergetar; kepala mengangguk-angguk.
5. Tremor menghilang jika penderita tidur.

F. Diagnosa
Pemeriksaan yang dilakukan tergantung kepada penyebab yang dicurigai.
G. Penanganan
Jika sifatnya ringan dan tidak mengganggu kegiatan sehari-hari, biasanya tidak diperlukan pengobatan. Obat-obat yang bisa mengurangi tremor adalah propanolol, misolin dan anti kejang lainnya, serta obat penenang yang ringan. Kafein (di dalam kopi dan soda) dan perangsang lainnya harus dihindari, karena bisa memperburuk keadaan ini.

BAB VI STRUKTUR TULANG BELAKANG


A. Definisi tulang belakang
Tulang punggung

Pembagian tulang punggung manusia

Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung yang mudah digerakkan. terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di antaranya bergabung membentuk bagian sacral, dan 4 tulang membentuk tulang ekor (coccyx). Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang cervical (leher), 12 tulang thorax (thoraks atau dada) dan, 5 tulang lumbal. Banyaknya tulang belakang dapat saja terjadi ketidaknormalan. Bagian terjarang terjadi ketidaknormalan adalah bagian leher.
B. Struktur umum
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae. Arcus vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina, serta
didukung oleh penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen intervertebrale.
Setiap ruas tulang belakang terdirir dari :
Badan Ruas : merupakan bagian yang terbesar, bentuknya tebal dan kuat terletak di sebelah depan,
Lengkung Ruas : bagian yang melingkari dan melindungi lubang ruas tulang belakang, terletak di sebelah belakang dan terdapat beberpa tonjolan yaitu taju duri terdapat di tengah – tengah lengkung ruas menonjol kebelakang, taju sayap terdapat di samping kiri kanan lengkung ruas & taju penyendi membentuk persendin dengan ruas tulang belakang, tonjolan tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah yang disebut foramen intervertebrale., masing- masing ruas di hubungkan oleh discus intervertebrale ,
Satu tulang vertebrata terdiri dari :
o Badan tulang / sentrum.
o Lengkung saraf.
o Prosesus spinosus.
o Prosesus transversa.
o Prosesus artikuler.

Tulang punggung cervical
Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau procesus spinosus (bagian seperti sayap pada belakang tulang) yang pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7 yang procesus spinosusnya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutannya dari C1-C7 (C dari cervical), namun beberapa memiliki sebutan khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau aksis.
Setiap mamalia memiliki 7 tulang punggung leher, seberapapun panjang lehernya.
Tulang punggung thorax

Diagram tulang punggung thorax.
Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa gerakan memutar dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai 'tulang punggung dorsal' dalam konteks manusia. Bagian ini diberi nomor T1 hingga T12.
 
Tulang punggung lumbal
Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan menanggung beban terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh, dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.
Struktur-struktur penting dari pinggang yang dapat dihubungkan dengan gejala-gejala disana termasuk tulang belakang lumbar (vertebrae), cakram-cakram (discs) diantara vertebrae, ikatan sendi (ligaments) disekitar tulang belakang (spine) dan cakram-cakram (disc), sumsum tulang belakang (spinal cord) dan syaraf-syaraf, otot-otot (muscles) dari pinggang (low back), organ-organ dalam dari pelvis dan perut (abdomen), dan kulit yang menutupi area lumbar.
Tulang belakang lumbar dirancang sedemikian sehingga vertebrae yang disusun (ditumpuk) bersama dapat menyediakan suatu struktur penunjang yang dapat digerakkan dan juga bersamaan dengan itu melindungi sumsum tulang belakang (spinal cord = jaringan syaraf yang meluas kebawah sepanjang kolom tulang belakang dari otak) dari luka. Setiap vertebrae mempunyai sebuah spinous process, suatu tulang yang menonjol dibelakang sumsum tulang belakang (spinal cord), yang melindungi jaringan syaraf sumsum. Mereka juga mempunyai badan yang bertulang kuat didepan spinal cord menyediakan suatu platform yang cocok untuk menunjang berat dari semua jaringan-jaringan diatas bokong. Lumbar vertebrae disusun diatas tulang sacrum diantara bokong (pantat). Pada setiap sisi, sacrum bertemu dengan tulang iliac (iliac bone) dari pelvis membentuk sendi sacroiliac (sacroiliac joint) dari bokong (pantat).
Cakram-cakram adalah bantalan yang bekerja sebagai "bantal" antara setiap vertebrae. Mereka membantu meminimalkan tubrukan dari kekuatan-kekuatan penekan (stres) pada kolom tulang belakang. Setiap cakram dirancang sepeti suatu jelly donut dengan suatu komponen yang lunak ditengah (nucleus pulposus) dan suatu lingkaran luar yang mengelilinginya (annulus fibrosus). Porsi tengah dari cakram dapat robek (herniating) melewati lingkaran luar menyebabkan iritasi jaringan-jaringan syaraf yang berdekatan dan sciatica, yang dijelaskan dibawah.
Ligamen-ligamen adalah jaringan-jaringan lunak yang berserabut yang melekatkan tulang-tulang dengan kuat pada tulang-tulang. Ligamen-ligamen melekat setiap vertebrae dan mengelilingi setiap cakram.
Syaraf-syaraf yang menyediakan sensasi dan menstimulasi otot-otot tulang belakang bawah (low back) begitu juga kaki-kaki (paha-paha, kaki-kaki, dan jari-jari kaki), keluar dari kolom tulang belakang melalui portal-portal yang bertulang yang disebut "foramen".
Banyak kelompok-kelompok otot yang bertanggung jawab pada pelenturan, peregangan, dan pemutaran pinggang, begitu juga menggerakkan kaki-kaki, melekat pada tulang belakang lumbar melalui sisipan-sisipan urat daging (tendon insertions).
Aorta dan pembuluh-pembuluh darah yang mengangkut darah dari dan ke kaki-kaki melewat didepan tulang belakang lumbar (lumbar spine) didalam perut dan pelvis. Mengelilingi pembuluh-pembuluh darah ini adalah kelenjar-kelenjar limpa (lymph glands) dan jaringan-jaringan sistim syaraf diluar kemauan (involuntary nervous system tissues), yang adalah penting dalam mempertahankan kontrol kandung kemih dan usus besar.
Uterus dan ovari adalah struktur pelvis yang penting didepan dari area pelvis wanita. Kelenjar prostat adalah suatu struktur pelvis yang signifikan pada pria. Ginjal-ginjal berada pada tiap sisi dibelakang perut bagian bawah, didepan tulang belakang lumbar.
Kulit diatas area lumbar disuplai oleh syaraf-syaraf yang datang dari akar-akar syaraf (nerve roots) yang keluar dari tulang belakang lumbar (lumbar spine).
Fungsi Tulang Belakang Bawah
Tulang belakang bawah atau area lumbar melayani sejumlah fungsi-fungsi yang penting untuk tubuh manusia. Fungsi-fungsi ini termasuk penunjang struktural, pergerakan, dan proteksi jaringan-jaringan tubuh tertentu.
Ketika kita berdiri, tulang belakang bawah berfungsi menahan sebagian terbesar dari berat badan. Ketika kita menekuk, meregang atau memutar pada pinggang, tulang belakang bawah terlibat dalam gerakan ini. Oleh karenanya, luka-luka pada struktur-struktur yang penting untuk menopang berat, seperti tulang belakang, otot-otot, tendon-tendon, dan ligamen-ligamen, seringkali dapat dideteksi ketika tubuh berdiri tegak atau digunakan dalam berbagai gerakan-gerakan.
Melindungi jaringan-jaringan lunak dari sistim syaraf dan spinal cord begitu juga dengan organ-organ yang berdekatan dari pelvis dan perut adalah suatu fungsi yang kritis dari tulang belakang lumbar dan otot-otot yang berdekatannya.
Tulang punggung sacral
Terdapat 5 tulang di bagian ini (S1-S5). Tulang-tulang bergabung dan tidak memiliki celah atau diskus intervertebralis satu sama lainnya.
Tulang punggung coccygeal
Terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa celah. Beberapa hewan memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak, maka dari itu disebut tulang punggung kaudal (kaudal berarti ekor).
Sebuah unit tulang belakang terdiri dari badan tulang belakang (corpus vertebral), bantalan tulang belakang (discus intervertebral), saluran saraf tulang belakang (canalis medulla spinalis), saluran akar saraf tulang belakang (neural foramina/canalis radicularis), jaringan pengikat dan otot serta pembuluh darah.Dari bagian-bagian tersebut, discus invertebral atau bantalan tulang belakang memiliki peran penting, karena berfungsi sebagai “peredam kejut” (shock absorber). Hal ini dimungkinkan oleh bentuknya yang sangat dinamis, elastis dan terdiri dari bagian yang banyak mengandung air, sehingga bantalan ini bisa mengalami tekanan dari segala arah. Seiring dengan bertambahnya usia, bantalan tulang belakang ini semakin berkurang fungsinya.
Gangguan tulang belakang terjadi antara lain karena bantalan tulang belakang tidak berfungsi dg baik. Maka diusahakan agar pada saat tidur, tekanan pada bantalan tulang belakang berkurang, sehingga memungkinkan tulang belakang melakukan rehidrasi. Hal tersebut akan membuat elastisitas discus invertebral tetap terpelihara.
BAB VII PENUTUP

A. Simpulan
Dalam tubuh manusia ada susunan tulang yang memanjang dari leher sampai ke selangkangan. Susunan tulang tersebut dinamakan Tulang Belakang. Tulang belakang terdiri dari susunan 33 ruas tulang yang masing-masing memiliki nama sendiri. Namun ke 33 ruas tulang tersebut dapat dibagi menjadi 5 bagian.Di dalam susunan tulang tersebut terangkai pula rangkaian syaraf-syaraf, yang bila terjadi cedera di tulang belakang maka akan mempengaruhi syaraf-syaraf tersebut. Kelainan dan gangguan pada tulang dapat mengganggu proses gerakan yang normal. Kelainan dan gangguan pada tulang dapat terjadi karena: kurang gizi atau vitamin, karena suatu penyakit, trauma maupun karena suatu kelainan bawaan

B. Saran
Sangat di perlukan untuk mengetahui jenis-jensi penyakit pada tulang punggung manusia. Karena penyakit yang terjadi pada tulang punggung manusia juga berpengaruh pada system tubuh manusia.
Basket untuk “Autis “


Objek permainan : anak Autis usia SD
Bentuk permainan : kelompok
Jenis permainan : lokomotor
Nama permainan/olahraga : simple basket
Jumlah pemain : 10 anak ( kombinasi anak ’normal’ lebih banyak daripada anak Autis )
Alat : min 2 bola plastik, bambu kuning yang ditekuk bulat sebagai ring
Tempat : halaman sekolah

Tujuan :
o Anak mampu berinteraksi dengan orang lain
o Anak mampu beradaptasi dengan lingkungan
o Meningkatkan dan melatih motorik anak
o Memberikan kesempatan bagi anak autis untuk dapat bermain bersama teman sebaya yang ’normal’
o Meningkatkan motivasi anak
o Memberikan pemahaman kepada anak tentang konsep antrian




Aturan permainan :
1. Anak mendribel bola dan memasukkan ke ring
2. Tidak ada aspek kompetisi
3. Tidak ada batasan pemain
4. Tidak ada kelompok/ tim, anak bermain bersama
5. Tidak ada aturan pelanggaran, yang penting anak dapat melempar-tangkap bola, mendribel dan memasukkan bola. Jika ada kekerasan antara anak, misal salin mendorong dsb cukup diberi peringatan bahwa itu tidk boleh dilakukan.


Keterampilan/ tehnik :
1. Hanya keterampilan dasar yang diberikan kepada anak, seperti lempar-tangkap, memantulkan bola dan memasukkan ke ring.
2. Untuk lempar-tangkap bola, posisi telapak tangan tidak harus sesuai dengan kriteria baku, Posisi telapak tangan bebas yang penting dapat melempar dan menangkap bola.
3. untuk memantulkan bola tidak diajarkan tehnik khusus, yang penting anak dapat memantulkan bola.
4. untuk memasukkan bola jga tidkada tehnik khusus
Tehnik mengajarnya :
1. pembelajaran individual; perhatian khusus pada anak Autis
2. pemberian contoh/ demonstrasi
3. keterlibatan teman sebaya ‘normal’

Langkah permainan :
Kenalkan anak satu sama lain jika belum saling kenal, terutama untuk anak Autis sangat penting untuk memulai suatu interaksi dengan teman lainnya.
Permainan ini di bagi menjadi 3 tahap :
A. lempar tangkap bola
1. semua anak berdiri melingkar, dengan jarak 50 cm antara anak yang satu dengan yang lain.
2. salah satu anak diberi bola, dan di intruksikan untuk melemparkannya ke teman lain. Hal ini dilakukan secara bergantian.
B. memantulkan bola
1. anak di beri beberapa bola untuk melatih memantulkan bola di tempat
2. semua anak berdiri membentuk 1 barisan berjajar
3. anak yang paling depan di beri bola dan intruksikan untuk memantul-mantulkan bola tersebut sambil berjalan menuju garis finis.
4. sampai di garis finis anak kembali ke barisan dan memberikan bola pada teman yang paling depan dalam barisan. Anak yang sudah mendapat giliran berdiri di paling belakang barisan.
5. dst
C. memasukkan bola ke ring
1. semua anak berdiri membentuk satu barisan berjajar
2. anak yang paling depan memantulkan bola sambil berjalan sampai finis, dan memasukkan bola ke dalam ring
3. setelah selesai kembali ke barisan dan memberikan bola pada teman yang paling depan dalam barisan. Anak yang sudah mendapat giliran berdiri di paling belakang barisan.
4. dst






























PERMAINAN “LEMPAR TANGKAP BOLA”

Bentuk permainan : kelompok
Jenis permainan : non lokomotor
Nama permainan : lempar-tangkap bola
Jumlah pemain : 3-6 anak ( max 2 anak autis )
Alat : bola plastik, kertas koran/papan/kardus

Tehnik pengajaran : o Pengarahan secara individual pada anak Autis
o Pembersamaan antara anak autis dengan anak ‘normal’

Tujuan : o Anak mampu berinteraksi dengan orang lain
o Anak mampu beradaptasi dengan lingkungan
o Meningkatkan dan melatih motorik halus anak
o Anak mampu mengenal dan mengingat nama teman bermainnya
o Memberikan kesempatan bagi anak autis untuk dapat bermain bersama teman sebaya yang ’normal’
Aturan permainan :
o Permainan dilakukan secara kelompok, posisi anak melingkar atau bisa juga kotak membentuk sudut ( di beri jarak antara anak satu dengan anak yang lain, sekitar 1 meter ).
o Dalam satu kelompok permainan maksimal 2 anak Autis, hal ini dimaksudkan agar anak yang normal maupun guru pendamping dapat memberikan pengarahan secara khusus pada anak Autis.
o Untuk anak Autis perlu perhatian secara khusus, buat kondisi yang nyaman untuk anak ini, khususnya anak Autis yang tantrum.




Langkah permainan:
1. Pendamping/ guru mengarahkan kepada anak yang dipilih untuk bermain dalam permainan ini, dan mengarahkan mereka untuk berkenalan satu sama lain. Untuk anak Autis perlu bimbingan secara khusus, terutama untuk anak Autis yang memiliki permasalahan dalam hal sosialnya. Arahkan anak Autis untuk berkenalan dengan teman lainnya, suruh dia berjabat tangan dan enyebutkan namanya. Tanyakan pada anak Autis siapa nama dia ( guru menunjuk salah satu teman ). Setelah anak Autis dirasa cukup bisa berinteraksi dengan teman lainnya maka permainan dapat dimulai.
2. Anak yang akan melakukan permainan di arahkan untuk menempati papan/ kertas penanda dimana mereka harus berdiri.
3. Guru memberikan intruksi kepada semua anak” lempar bola ke teman lain, dan ucapkan nama teman yang kalian beri bola ” ( guru bisa memberi contoh ).
4. Intruksikan perintah tersebut secara personal kepada anak Autis, arahkan bila perlu.
5. Berikan bola pada salah satu anak ’normal’ untuk melemparnya pada anak Autis. Guru memberi kode/ mengarahkan anak Autis untuk menangkap bola.
6. Dst






Thursday, January 7, 2010

Hem...akhirnya bisa memposting tentang temen2q seperjuangan di PKH....
kami semua angkatan '07...
berbagai karakter dengan semangat yang tinggi maju dalam garis pendidikan minoritas, is this special education...






Tuesday, December 8, 2009

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI
A. Anak AUTIS
1. Pengertian anak Autis
2. Karakter anak Autis
3. Jenis anak Autis
B. Penjaskes Adaptif
1. Pengertian Penjaskes Adaptif
2. Manfaat Penjaskes Adaptif untuk ABK

BAB III PEMBAHASAN
A. Anak Autis
B. Terapi Autis melalui Penjaskes Adaptif
1. Langkah-langkah pemberian layanan
2. Jenis penjaskes adaptif untuk anak Autis

BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran

Daftar Pustaka



BAB I PENDAHULUAN

Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993).
Anak Autis sebenarnya memiliki semua potensi yang sama seperti anak normal. IQ anak Autis umumnya normal, namun ada beberapa yang mengalami retardasi mental bahkan ada beberapa Autis yang memiliki IQ di atas rata-rata. Autisme adalah kelainan perkembangan pervasif. Artinya sebagian besar orang yang berada dalam spektrum autisme mengalami kelambatan, perbedaan atau kelainan di banyak area termasuk kemampuan motorik dasar. Artinya disini, bahwa anak Autis punya potensi dalam semua aspek hanya saja perkembangannya saja yang terhambat.

Banyak sekali treatment yang telah dilakukan di Indonesia untuk meningkatakan potensi yang ada pada anak Autis. Salah satunya adalah melalui penjaskes Adaptif, yaitu melalui kegiatan olahraga maupun permainan. Anak Autis yang pada umumnya memiliki masalah dalam hal motorik dapat dilatih dengan penjaskes adaptif. Demikian halnya permasalahan-permasalahan lain, dimana sebenarnya masalah tersebut dapat diatasi asalkan ada penanganan khusus. Karena anak Autis bukannya tidak bisa melakukan suatu hal ( tidak dapat berkembang) hanya saja mereka terhambat dalam perkembangannya. Semua cabang olahraga maupun permainan sebenarnya dapat diterapkan pada anak Autis. Karena pada umumnya mereka tidak terganggu dalam aspek fisik. Hanya mungkin perlu perhatian ekstra dan beberapa modifikasi, karena pada umumnya mereka memiliki masalah dalam hal interaksi sosial, komunikasi (bahasa dan bicara), perilaku emosi, pola bermain, gangguan sensorik dan motorik, perkembangan terlambat atau tidak normal.


BAB II LANDASAN TEORI


A.Anak AUTIS
1. Pengertian anak Autis
Istilah Autisme berasal dari kata "Autos" yang berarti diri sendiri "Isme"
yang berarti suatu aliran. Berarti suatu paham yang tertarik hanya pada
dunianya sendiri. Autisme juga suatu keadaan di¬mana seseorang anak berbuat semau¬nya sen¬diri baik cara berfikir maupun berperilaku. Keadaan ini mulai terjadi sejak usia masih muda, biasanya sekitar usia 2-3 tahun.
Autisme bisa mengenai siapa saja, baik sosio-ekonomi mapan maupun kurang, anak-anak ataupun dewasa dan semua etnis .

Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi.Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistik infantil gejalanya sudah ada sejak lahir. Penyandang autisme seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Istilah autisme baru diper¬kenalkan sejak tahun 1913 oleh Leo Kanner, sekalipun kelainan itu sudah ada sejak berabad-abad yang lampau. Au¬tisme bukan suatu gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) di¬mana terjadi penyimpangan per¬kem¬bangan sosial, kemam¬puan berbahasa, dan kepedulian terhadap se¬kitar sehingga a¬nak autisme seperti hidup da¬lam dunia¬nya sen¬diri (Handojo, 2003).

Diperkirakan 75%-80% penyandang autis ini mempunyai retardasi mental,
sedangkan 20% dari mereka mempunyai kemampuan yang cukup tinggi
untuk bidang-bidang tertentu ( savant).

2. Karakter anak Autis
Karakteristik Penderita Autisme

a. Anak autistik mempunyai masalah/gangguan dalam bidang:
Komunikasi:
1) Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada.
Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara tapi kemudian sirna,
Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya.
Mengoceh tanpa arti berulang-ulang, dengan bahasa yang tak dapat dimengerti orang lain.
2) Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi
3) Senang meniru atau membeo (echolalia)
4) Bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian tersebut tanpa mengerti artinya
5) Sebagian dari anak ini tidak berbicara ( non verbal) atau sedikit berbicara (kurang verbal) sampai usia dewasa
6) Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan, misalnya bila ingin meminta sesuatu
b. Interaksi sosial:
1) Penyandang autistik lebih suka menyendiri
2) Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan
3) tidak tertarik untuk bermain bersama teman
4) Bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh
c. Gangguan sensoris:
1) sangat sensistif terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk
2) bila mendengar suara keras langsung menutup telinga
3) senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda
4) tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut
d. Pola bermain:
1) Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya,
2) Tidak suka bermain dengan anak sebayanya,
3) tidak kreatif, tidak imajinatif
4) tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda
5) dibalik lalu rodanya di putar-putar
6) senang akan benda-benda yang berputar, seperti kipas angin, roda sepeda, dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa kemana-mana

e. Perilaku:
1) dapat berperilaku berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (hipoaktif)
2) Memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan seperti burung, berputar-putar, mendekatkan mata ke pesawat TV, lari/berjalan bolak balik, melakukan gerakan yang diulang-ulang
3) tidak suka pada perubahan
4) dapat pula duduk bengong dengan tatapan kosong
f. Emosi:
1) sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alasan
2) temper tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang atau tidak diberikan keinginannya
3) kadang suka menyerang dan merusak
4) Kadang-kadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya sendiri
5) tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain
3. Jenis anak Autis
Secara medis ada beberapa jenis Autisme yang dapat dikenali dari ciri-cirinya. Dan secara umum jenis-jenisnya tersebut adalah sebagai berikut;

a. Autisme Masa kanak ( Childhood Autism )

Autisme Masa Kanak adalah gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya sudah tampak sebelum anak tersebut mencapai umur 3 tahun. Perkembangan yang terganggu adalah dalam bidang :
1) Komunikasi ; kualitas komunikasinya yang tidak normal, seperti ditunjukkan dibawah ini
a) Perkembangan bicaranya terlambat, atau samasekali tidak berkembang.
b) Tidak adanya usaha untuk berkomunikasi dengan gerak atau mimik muka untuk mengatasi kekurangan dalam kemampuan bicara.
c) Tidak mampu untuk memulai suatu pembicaraan atau memelihara suatu pembicaraan dua arah yang baik.
d) Bahasa yang tidak lazim yang diulang-ulang atau stereotipik.
e) Tidak mampu untuk bermain secara imajinatif, biasanya permainannya kurang variatif.

2) Interaksi sosial : adanya gangguan dalam kualitas interaksi sosial :
a) Kegagalan untuk bertatap mata, menunjukkan ekspresi fasial, maupun postur dan gerak tubuh, untuk berinteraksi secara layak.
b) Kegagalan untuk membina hubungan sosial dengan teman sebaya, dimana mereka bisa berbagi emosi, aktivitas, dan interes bersama.
c) Ketidak mampuan untuk berempati, untuk membaca emosi orang lain.
d) Ketidak mampuan untuk secara spontan mencari teman untuk berbagi kesenangan dan melakukan sesuatu bersama-sama.
3) Perilaku : aktivitas, perilaku dan interesnya sangat terbatas, diulang-ulang dan stereotipik seperti dibawah ini :
a) Adanya suatu preokupasi yang sangat terbatas pada suatu pola perilaku yang tidak normal, misalnya duduk dipojok sambil menghamburkan pasir seperti air hujan, yang bisa dilakukannya berjam-jam.
b) Adanya suatu kelekatan pada suatu rutin atau ritual yang tidak berguna, misalnya kalau mau tidur harus cuci kaki dulu, sikat gigi, pakai piyama, menggosokkan kaki dikeset, baru naik ketempat tidur. Bila ada satu diatas yang terlewat atau terbalik urutannya, maka ia akan sangat terganggu dan nangis teriak-teriak minta diulang.
c) Adanya gerakan-gerakan motorik aneh yang diulang-ulang, seperti misalnya mengepak-ngepak lengan, menggerak-gerakan jari dengan cara tertentu dan mengetok-ngetokkan sesuatu.
d) Adanya preokupasi dengan bagian benda/mainan tertentu yang tak berguna, seperti roda sepeda yang diputar-putar, benda dengan bentuk dan rabaan tertentu yang terus diraba-rabanya, suara-suara tertentu. Anak-anak ini sering juga menunjukkan emosi yang tak wajar, temper tantrum (ngamuk tak terkendali), tertawa dan menangis tanpa sebab, ada juga rasa takut yang tak wajar. Kecuali gangguan emosi sering pula anak-anak ini menunjukkan gangguan sensoris, seperti adanya kebutuhan untuk mencium-cium/menggigit-gigit benda, tak suka kalau dipeluk atau dielus. Autisme Masa Kanak lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 3 : 1

b. Gangguan Perkembangan Pervasif YTT (PDD-NOS)
PDD-NOS juga mempunyai gejala gangguan perkembangan dalam bidang komunikasi, interaksi maupun perilaku, namun gejalanya tidak sebanyak seperti pada Autisme Masa kanak. Kualitas dari gangguan tersebut lebih ringan, sehingga kadang-kadang anak-anak ini masih bisa bertatap mata, ekspresi fasial tidak terlalu datar, dan masih bisa diajak bergurau.

c. Sindroma Rett
Sindroma Rett adalah gangguan perkembangan yang hanya dialami oleh anak wanita. Kehamilannya normal, kelahiran normal, perkembangan normal sampai sekitar umur 6 bulan. Lingkaran kepala normal pada saat lahir. Mulai sekitar umur 6 bulan mereka mulai mengalami kemunduran perkembangan. Pertumbuhan kepala mulai berkurang antara umur 5 bulan sampai 4 tahun. Gerakan tangan menjadi tak terkendali, gerakan yang terarah hilang, disertai dengan gangguan komunikasi dan penarikan diri secara sosial. Gerakan-gerakan otot tampak makin tidak terkoordinasi.Seringkali memasukan tangan kemulut, menepukkan tangan dan membuat gerakan dengan dua tangannya seperti orang sedang mencuci baju.. Hal ini terjadi antara umur 6-30 bulan.
Terjadi gangguan berbahasa, perseptif maupun ekspresif disertai kemunduran psikomotor yang hebat.

Yang sangat khas adalah timbulnya gerakan-gerakan tangan yang terus menerus seperti orang yang sedang mencuci baju yang hanya berhenti bila anak tidur.

Gejala-gejala lain yang sering menyertai adalah gangguan pernafasan, otot-otot yang makin kaku , timbul kejang, scoliosis tulang punggung, pertumbuhan terhambat dan kaki makin mengecil (hypotrophik). Pemeriksaan EEG biasanya menunjukkan kelainan.

4). Disintegrasi Masa Kanak
Pada Gangguan Disintegrasi Masa Kanak, hal yang mencolok adalah bahwa anak tersebut telah berkembang dengan sangat baik selama beberapa tahun, sebelum terjadi kemunduran yang hebat. Gejalanya biasanya timbul setelah umur 3 tahun. Anak tersebut biasanya sudah bisa bicara dengan sangat lancar, sehingga kemunduran tersebut menjadi sangat dramatis. Bukan saja bicaranya yang mendadak terhenti, tapi juga ia mulai menarik diri dan ketrampilannyapun ikut mundur. Perilakunya menjadi sangat cuek dan juga timbul perilaku berulang-ulang dan stereotipik. Bila melihat anak tersebut begitu saja , memang gejalanya menjadi sangat mirip dengan autisme.

5). Sindrom Asperger
Seperti pada Autisme Masa Kanak, Sindrom Asperger (SA) juga lebih banyak terdapat pada anak laki-laki daripada wanita. Anak SA juga mempunyai gangguan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial maupun perilaku, namun tidak separah seperti pada Autisme. Pada kebanyakan dari anak-anak ini perkembangan bicara tidak terganggu. Bicaranya tepat waktu dan cukup lancar, meskipun ada juga yang bicaranya agak terlambat. Namun meskipun mereka pandai bicara, mereka kurang bisa komunikasi secara timbal balik. Komunikasi biasanya jalannya searah, dimana anak banyak bicara mengenai apa yang saat itu menjadi obsesinya, tanpa bisa merasakan apakah lawan bicaranya merasa tertarik atau tidak. Seringkali mereka mempunyai cara bicara dengan tata bahasa yang baku dan dalam berkomunikasi kurang menggunakan bahasa tubuh. Ekspresi muka pun kurang hidup bila dibanding anak-anak lain seumurnya.
Mereka biasanya terobsesi dengan kuat pada suatu benda/subjek tertentu, seperti mobil, pesawat terbang, atau hal-hal ilmiah lain. Mereka mengetahui dengan sangat detil mengenai hal yang menjadi obsesinya. Obsesi inipun biasanya berganti-ganti.Kebanyakan anak SA cerdas, mempunyai daya ingat yang kuat dan tidak mempunyai kesulitan dalam pelajaran disekolah. Mereka mempunyai sifat yang kaku, misalnya bila mereka telah mempelajari sesuatu aturan, maka mereka akan menerapkannya secara kaku, dan akan merasa sangat marah bila orang lain melanggar peraturan tersebut. Misalnya : harus berhenti bila lampu lalu lintas kuning, membuang sampah dijalan secara sembarangan. Dalam interaksi sosial juga mereka mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka lebih tertarik pada buku atau komputer daripada teman. Mereka sulit berempati dan tidak bisa melihat/menginterpretasikan ekspresi wajah orang lain. Perilakunya kadang-kadang tidak mengikuti norma sosial, memotong pembicaraan orang seenaknya, mengatakan sesuatu tentang seseorang didepan orang tersebut tanpa merasa bersalah (mis. “Ibu, lihat, bapak itu kepalanya botak dan hidungnya besar ”). Kalau diberi tahu bahwa tidak boleh mengatakan begitu, ia akan menjawab : “Tapi itu kan benar Bu.” Anak SA jarang yang menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang aneh seperti mengepak-ngepak atau melompat-lompat atau stimulasi diri.

B. Penjaskes Adaptif

a.Pengertian Penjaskes Adaptif
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan pendidikan jasmani adaptif adalah suatu pendidikan jasmani yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak dalam aspek fisik, sosial, psikologis, dan mental. Hal yang dimodifikasi berkaitan dengan kurikulumnya apakah itu dirubah sebagian atau total, strategi pengajarannya, materi/ alat/ media yang digunakan, tehnik pembelajaran, serta setting.

b.Manfaat Penjaskes Adaptif untuk ABK
1. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak
Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, kian besar kemaslahatannya bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri. Adapun materi dalam penjaskes Adaptif meliputi; materi aquatik, aktivitas ritmik, uji diri, permainan, outdor education.
2. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya
Pendidikan jasmani adalah waktu untuk ‘berbuat’. Anak-anak akan lebih memilih untuk ‘berbuat’ sesuatu dari pada hanya harus melihat atau mendengarkan orang lain ketika mereka sedang belajar. Suasana kebebasan yang ditawarkan di lapangan atau gedung olahraga sirna karena sekian lama terkurung di antara batas-batas ruang kelas. Keadaan ini benar-benar tidak sesuai dengan dorongan nalurinya. Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para ahli sepaham bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan hubungan sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang menjadi dasar kepribadiannya kelak.
3. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
Peranan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar cukup unik, karena turut mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari. Menurut para ahli, pola pertumbuhan anak usia sekolah hingga menjelang akil balig atau remaja disebut pola pertumbuhan lambat. Pola ini merupakan kebalikan dari pola pertumbuhan cepat yang dialami anak ketika mereka baru lahir hingga usia 5 tahunan Karena pada usia SD tingkat pertumbuhan sedang lambat-lambatnya, maka pada usia-usia inilah kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan gerak sedang tiba pada masa kritisnya. Konsekuensinya, keterlantaran pembinaan pada masa ini sangat berpengruh terhadap perkembangan anak pada masa berikutnya.
4. Menyalurkan energi yang berlebihan
Anak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi. Kelebihan energi ini perlu disalurkan agar tidak menganggu keseimbangan perilaku dan mental anak. Segera setelah kelebihan energi tersalurkan, anak akan memperoleh kembali keseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak akan kembali memperbaharui dan memulihkan energinya secara optimum.
5. . Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional
Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya”.
6. meningkatkan rasa percaya diri
pada anak-anak yang mengalami kelainan, mungkin akan merasa tidak percaya diri. Melalui kegiatan penjaskes adaptif ini, diharapkan anak akan lebih termotivasi jika mereka ternyata dapat melakukan suatu hal yang selama ini tidak bisa mereka lakuakan.
7. Menangani masalah sosial anak
Dalam penjaskes adaptif juga ada aspek kerjasama sehingga dapat mendorong anak untuk berinteraksi melakukan sosialisasi dengan anak lain.
8. Mengembangkan bahasa verbal
Ada beberapa anak yang mungkin mengalami permasalahan bahasa. Dalam permainan tim penjaskes adaptif anak dituntut untuk saling berinteraksi dengan teman lain, pengkomunikasian strategi permainan juga akan mendorong pengembangan bahasa anak.
9. Menumbuhkan sikap saling menghargai
Mungkin anak memang memiliki satu jenis kelainan yang sama, namun bukan berarti semua kelianan yang dimiki mutlak sama. Misalnya pada anak tunadaksa. Ada anak yang hanya tidak memiliki jari-jari tang, ada yang tidak memiliki kaki dan sebagainya. Sehingga ada rasa saling menghargai atas perbedaan yang dimiliki ketika mereka bermain bersama. Bisa juga ketika pelaksanaan penjaskes adaptif antara ABK dan anak normal dibersamakan.








BAB III PEMBAHASAN

A. Potensi anak Autis
Anak Autis sebenarnya memiliki semua potensi yang sama seperti anak normal. IQ anak Autis umumnya normal, namun ada beberapa yang mengalami retardasi mental bahkan ada beberapa Autis yang memiliki IQ di atas rata-rata. Autisme adalah kelainan perkembangan pervasif. Artinya sebagian besar orang yang berada dalam spektrum autisme mengalami kelambatan, perbedaan atau kelainan di banyak area termasuk kemampuan motorik dasar. Artinya disini, bahwa anak Autis mempunyai potensi dalam semua aspek seperti anak normal pada umunya, hanya saja perkembangannya saja yang terhambat. Sehingga dengan suatu penanganan yang serrius secara kontinyu dan terpogram, maka tidak mustahil anak Autis bisa sembuh seperti anak ‘normal’ lainnya.

B. Terapi Autis melalui Penjaskes Adaptif
1. Langkah-langkah pemberian layanan
a. Identifikasi
Identifikasi merupakan langkah awal untuk menemukan suatu prognosa/ dugaan adanya spectrum Autisma pada diri anak. Langkah ini dapat diperoleh dengan wawancara pada orang tua tentang sikap anak dirumah.
b. Assesmen
Jika terdapat dugaan bahwa anak mengidap Autis, langkah selanjutnay adalah mengadakan assesmen. Asesmen itu bertujuan untuk mengetahui derajat keparahan, tingkat kemampuan yang dimilikinya saat itu, dan mencari tahu apakah terdapat hambatan atau gangguan lain yang menyertai. Agar dengan ini dapat diketahui jenis penjaskes adaptif apa yang cocok untuk anak agar semua kegiatannya dapt berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu informasi hasil assesmen ini juga bermanfaat bagi pembimbing khusus sebagai pedoman dalam mengarahkan anak ketika pembelajaran penjaskes adaptif berlangsung.
c. Penyusunan program pelayanan
Setelah hasil assesmen didapat, langkah selanjutnya adalah menyusun program layanan yang akan diberikan untuk anak. Penyusunan program layanan ini mencakup; tujuan jangka panjang dan jangka pendek, Jenis penjaskes adaptif yang akan digunakan dan berbagai aspek modifikasinya.
d. Evaluasi
Setelah program layanan selesei maka diadakan penilaian dan evaluasi. Apakah ada perkembangan dari sikap anak atau tidak.

2. Jenis penjaskes adaptif untuk Autis
Permasalahan dari setiap individu Autis berbeda satu sama lain. Menurut American Psych: autisme adalah ganguan perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami kondisi menutup diri. Gangguan ini mengakibatkan anak mengalami keterbatasan dari segi komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku “Sumber dari Pedoman Pelayanan Pendidikan Bagi Anak Austistik”. (American Psychiatic Association 2000). Atas terjadinya gangguan perkembngan tersebut dapat menghambat nak Autis untuk mengembangkan potensi yang sebenarnya dapat dikembangkan. Di sini dilihat bahwa anak Autis sebenarnya hanya mengalami suatu gangguan dalam perkembangannya, yang tentu saja tidak mustahil jika gangguan perkembangan tersebut akhirnya dapat disembuhkan dan akhirnya dapat mengembangkan potensi yang ada pada Autis.
Adapaun jenis penjaskes adaptif yang dapat diterapkan pada anak Autis sangat beragam, tinggal bagaiamana modifikasinya yang disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan anak.
1. Materi Aquatik; kegiatan ini berkaitan dengan air. Bagi anak Autis yang menyukai kegiatan air mungkin dapat dilakukan penjaskes adaptif dalam air. Misalkan berenang, atau senam di kolam air dangkal. Selain untuk mengembangkan motorik, juga dapat sebagai sarana terapi, misalnya berenang dengan lumba-lumba. Dimana terapi lumba-lumba ini sudah begitu banyak diterapkan di Indonesia. Kegiatan air ini tentu dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan anak.
2. aktifitas ritmik
Penjaskes adaptif untuk anak Autis dapat berupa suatu kegiatan yang menyenangkan. Arahkan mereka untuk bergerak berirama, di sini dapat dilatih pengembangan konsentrasi anak dalam bergerak berirama, pengembangan motorik, interaksi dengan orang lain( karena lebih bagus jika kegiatan ini dibersamakan dengan anak-nak lain).
3. permainan
Belajar sambil bermain. Begitu banyak model permainan yang dapat diadaptasikan untuk anak Autis yang disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan mereka. Dengan catatan tetap ada guru pembimbing khsus yang mengarahkannya. Misalkan permainan bola basket, permainan kasti, betengan dsb.
4. outdor education
Outdor education merupakan kegitan pendidikan bagi anak Autis di lingkungan luar. Disini dapat dilatih pengembangan interaksi anak dengan orang lain, sehingga anak yang mungkin mengalami masalah komunikasi maupun interaksi dapat dilatih pengembannya. Namun tidak hnay itu saja mungkin anak dapat dilatih dalam aspek pendidikan dasarnya melalui kegiatan ini, dll.







BAB IV PENUTUP

A. Simpulan
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Oleh karena mereka membutuhkan suatu treatment untuk mengatasi permasalahannya dan pada akhirnya dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya salah satu treatment yang dilakuakn adalah melalui kegiatan penjaskes adaptif.

B. Saran
Autis perlu dukungan dari semua pihak terutama masayarakat. Jangan anggap mereka anak cacat, karena mereka sebenarnya sama dengan anak normal lainnya, yang memerlukan perhatian sehingga mereka dapat sembuh dan dapat mengembangkan potensi dalam dirinya.













Daftar Pustaka

http://www.ditplb.or.id
http://arcivmetri.wordpress.com/2008/08/15/desain-ruang-terapi-bagi-anak-autis/
http://puterakembara.org/index.shtml
http://rizkyp13.multiply.com/journal/item/14/INFORMASI_MENGENAI_AUTISME


Sunday, December 6, 2009

Seorang advokat pionir perjuangan hak asasi orang cacat, Helen Keller dilahirkan di Tuscumbia, Alabama. Terperangkap di dunia gelap dan sunyi setelah penyakit yang dideritanya membuatnya tuli, bisu, dan buta pada usia 19 bulan, dia menjadi anak yang sengaja merusak. Saat berusia tujuh tahun, keluarganya mempekerjakan Anne Sullivan (1866-1936), lulusan baru dari Institut Perkins untuk orang-orang tunarungu, sebagai guru atau pengajar privat di rumah. Setelah hanya dua minggu suatu terobosan baru muncul ketika Helen mengerti kata "air" yang Anne peragakan dengan isyarat tangannya, dan ikatan seumur hidup terbentuk antara dia dan "guru".


Tahun 1900, Keller masuk Radcliffe College. Sullivan mendampinginya dalam semua kelasnya dan menerjemahkan kuliahnya dengan isyarat tangannya. Ketika Ladies Home Journal meminta Helen menulis autobiografinya, Sullivan membayar profesor Harvard John Macy untuk membantu mereka. The Story of My Life muncul tahun 1902. Tahun 1904, Helen lulus cum laude. Sullivan dan Macy menikah tahun berikutnya, tetap bersama-sama hingga tahun 1913.

Tahun 1906, ketika New York membangun State Commission for the Blind, gubernur menunjuk Keller untuk lembaga tersebut, dia dan Macy menjelajahi negara untuk mengumpulkan dana. Keller juga meluncurkan kampanye menentang ophthalmia Neonatorum -- kebutaan pada bayi -- menjadikannya orang pertama yang menyuarakan tentang bagaimana penyakit kelamin, yang tidak bisa dicegah, menyebabkan penyakit tersebut dan penyakit lainnya yang mematikan. Pada akhir tahun tersebut, Mary Agnes Thomson (1885-1960) bergabung dengan rumah mereka sebagai pengurus rumah tangga yang tinggal di dalam.

Tahun 1924, American Foundation for the Blind (AFB) menjadikan Keller sebagai juru bicaranya. Dia juga terus aktif dalam berbagai gerakan reformasi sosial, termasuk penghapusan tenaga kerja anak-anak dan hukuman mati. Setelah Macy meninggal tahun 1936, Thomson menjadi rekan Keller. Tahun 1930an, Keller secara efektif melobi Washington atas nama AFB, yang membantu mendapatkan pelayanan buku-buku percakapan dan bacaan untuk tunanetra yang didanai oleh pemerintah federal, dan dia menjadi penolong dalam membuat tunanetra dimasukkan sebagai kategori yang dijamin di bawah Ayat X Undang-Undang Jaminan Sosial (Social Security Act).

Selama Perang Dunia II, Keller melakukan perjalanan membangun moral rumah sakit militer, dan tahun 1950an dia melakukan perjalanan mengajar ke Afrika Selatan, Timur Tengah dan Amerika Latin untuk orang-orang yang cacat visual. Setelah kematian Thomson tahun 1960, Keller pensiun dari kehidupan publik. Tahun 1964, dia dianugerahi Presidential Medal of Freedom oleh Presiden Lyndon Johnson (1908- 1972).

Buku-buku Keller meliputi The World I Live In (1908), Out of the Dark (1913), Midstream -- My Later Life (1930), Let Us Have Faith (1940), Teacher: Anne Sullivan Macy (1955) dan The Open Door (1957). Dia juga membuat dua film dokumenter tentang kehidupannya, Deliverance (1918) dan Helen Keller in Her Story (1954).

Diambil dari:
Judul buku : 100 Wanita yang Mengguncang Dunia
Judul asli artikel : Helen Keller (1880-1968)
Penulis : Gail Meyer Rolka
Penerbit : Delapratasa Publishing
Halaman : 140 -- 141

Categories

Unordered List

Sample Text

Followers

PROFIL

My photo
surakarta, jawa tengah, Indonesia
Just share ya

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget